11 Jul 2017

Nenek Moyangku Seorang Pelaut?


Catatankita.com - Sebagai sebuah state, eksistensi Indonesia belum ada seabad. Namun, jika kita tarik garis sejarah lebih lampau, Nusantara, dimana Indonesia adalah satu diantara himpunan bagiannya, telah berumur ribuan tahun dengan model pemerintahan monarki federasi. Adakah yang tahu berapa jumlah suku bangsa di Indonesia? Hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS tahun 2010 mencatat bahwa Indonesia terdiri dari 1.128 suku bangsa. Bandingkan dengan China yang hanya punya 56 suku bangsa dan India dengan 6 suku bangsa. Padahal, luas dan jumlah penduduk kedua negara tersebut lebih besar dan lebih luas dari Indonesia. Besar kemungkinan, daratan Indonesia yang berbentuk gugusan pulau-pulau (archipelago) ikut menyumbang musabab melimpahnya suku bangsa di Indonesia.

Lantas, apa hubungannya dengan statement nenek moyangku seorang pelaut? Sulit menyangkal bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah pelaut. Setidaknya ada tiga definisi pelaut yang telah dipraktekan di Nusantara, jauh sebelum Indonesia. Apa saja?

Pertama, potensi laut menyimpan sumberdaya yang dapat dimanfaatkan, salah satunya sebagai sumber pangan. Dari sini, lahir profesi nelayan, fisherman. Spesialis profesi ini diampu oleh “suku air” yang dikenal dengan suku Bajau (Bajo). Suku Bajau hidup di sebagian besar garis pantai Indonesia. Kuat dugaan penulis, mereka yang mengajarkan kepada suku lain di Indonesia untuk melaut, khususnya menangkap ikan.

Kedua, setiap pulau di Indonesia menghasilkan potensi sumberdaya alam (SDA) yang berbeda-beda. Untuk menjamin rantai supply-demand keunggulan kompetitif SDA tiap pulau, aktivitas perdagangan yang melintasi laut mutlak diperlukan. Bersamaan dengan aktivitas perdagangan, juga terjadi mobilitas horizontal manusia. Untuk konsekuensi dua hal ini, tercipta pelaut model kedua, trader. Spesialis profesi ini dipegang oleh suku Bugis di Sulawesi Selatan. Kecanggihan teknologi kapal suku Bugis (phinisi) sudah tidak terbantahkan. Dermaga Pantai Gading dan Kanada adalah saksi kehebatan phinisi.

Ketiga, sebagai negara model monarki federasi, “perjalanan dinas” petugas negara adalah operasional prosedur standar untuk memastikan kehadiran negara setiap bangsa (kerajaan) di Nusantara. Untuk itu, lahirlah pelaut model ketiga, administrator (pelaut eksekutif) dan defender (pelaut pertahanan keamanan). Pelaut model ini memerlukan kapal yang dilengkapi dengan armada laut yang tangguh. Spesialis profesi ini adalah milik bangsa di Kerajaan Sriwijaya, semenanjung selatan Sumatera. Gadjah Mada, Patih Majapahit, adalah contoh pelaut yang melakukan tugas kenegaraan (administrator) dan pengawal beliau adalah model pelaut yang melakukan tugas pertahanan (defender).

Jadi, apakah nenek moyang kita seorang pelaut? Seratus satu persen, iya. Dengan demikian, Indonesia adalah negara maritim dan seperti lagunya :



nenek moyangku orang pelaut
gemar mengarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa

angin bertiup layar terkembang
ombak berdebur di tepi pantai
pemuda b'rani bangkit sekarang
ke laut kita beramai-ramai

catatankita, catatan aku, catatan kamu, untuk kita semua

Jangan Lupa Komentar Anda :