4 Jul 2017

TIMNAS BUKAN MIE INSTANT


Catatankita.com - Anda tak salah baca. Pelatih Timnas Indonesia U-16 sendiri yang menginginkan timnya dibubarkan setelah menuntaskan target yang diembankan oleh PSSI. "Tidak mungkin tim ini dijadikan satu lagi. Kita harus belajar dari pengalaman timnas-timnas sebelumnya yang terus digabung," kata Fakhri "Sebut saja PSSI Garuda I dan II, Pratama, Bina Utama, Primavera, Baretti sampai yang terakhir Sociedad Anonima Deportiva (SAD). Kami bisa lihat hasilnya seperti apa," tambahnya.Fakhri menginginkan anak asuhnya disebar ke level klub untuk mendapatkan pembinaan di kompetisi. Pembubaran itu ingin dia lakukan usai Garuda Asia menjalankan tugasnya di dua kompetisi penting dalam waktu dekat.Pertama, Piala AFF U-16 di Chonburi, Thailand, 9-22 Juli 2017. Indonesia tergabung di Grup A bersama Thailand, Australia, Laos, Myanmar dan Singapura.Kedua, Kualifikasi Piala Asia U-16 2018 di Thailand, 16-24 September 2017.

Garuda Asia masuk Grup G bersama Laos, Timor Leste, Kepulauan Mariana Utara, dan tuan rumah Thailand.Jika mampu menjadi juara grup atau runner-up, Rendy Juliansyah dkk lolos ke Piala Asia U-16 2018 dan berpeluang lolos ke Piala Dunia U-17 2019.Fakhri menginginkan pemainnya mendapat tempat di klub kompetititf, khususnya di Liga 1. Dan berharap semua tim mulai berpikir untuk memiliki tim U-16. "Selain kompetisi U-19, bisa dibentuk juga buat kelompok umur U-16. Timnas kan seperti itu juga, ada U-16, ada U-19," tutur Fakhri."Ada 18 klub di Liga 1, anak-anak bisa disebar dan dibuatkan kompetisi sendiri. Itu bagus untuk masa depan sepak bola Indonesia," ucap pelatih berumur 51 tahun ini.Ide Fakhri masuk akal dan sangat ideal. Jika setiap klub punya 20-25 pemain U-16, minimal ada stok 360 anak-anak U-16 yang rutin mengasah diri dalam ajang kompetisi resmi."Itulah mengapa saya tidak setuju tim ini kembali digabung. Tidak ada unsur kompetisi dan terkesan ekslusif," tegasnya.

Bicara gelaran Piala AFF U16 yang digelar sejak 2002 dimana Indonesia dan Malaysia menjadi tuan rumah bersama,catatan prestasi tertinggi Timnas adalah dengan lolos kebabak final di Piala AFF U16 edisi 2013 di Myanmar.Sayang langkah Bagas Adi dkk harus terhenti ditangan Malaysia lewat drama adu tendangan pinalti usai kedua tim bermain imbang 1-1 diwaktu normal.Selain itu, Timnas U16 juga lolos kebabak semifinal sebanyak empat kali diedisi 2002, 2007, 2010 dan 2013. Artinya Timnas usia muda Indonesia memiliki 'track record' yang lumayan apik walau sempat tidak megirimkan wakil karena sanksi FIFA, termasuk dilevel senior dimana Timnas Indonesia sukses lolos kebabak final sebanyak lima kali walaupun belum mampu menorehkan gelar juara.Prestasi sensasional justru ditorehkan Timnas Indonesia U19 asuhan Indra Sjafrie yang mampu meraih juara Piala AFF U19 2013 di Sidoarjo usai menaklukkan Vietnam lewat drama adu pinalti.

Tentunya akan kembali menjadi catatan sejarah nan luar biasa jika Timnas Indonesia U16 mampu menorehkan prestasi sebagaimana yang dicatat Evan Dimas dkk dilevel U19.Sebuah sejarah baru dilevel U16 yang sekaligus melengkapi kesuksesan Timnas U19 sebelumnya dan peluang untuk mewujudkannya pun terbuka.Walau bermain dikandang macan seperti edisi 2013,Fakhri Husaini dan staff pelatih tentu sudah mempersiapkan segala hal untuk mewujudkan mimpi juara 'Garuda Asia',julukan Timnas U16. Intinya tak ada yang instan dalam proses pembinaan hingga mereka lulus dari kelompok umur (U23) untuk menjadi pemain professional di masa depan, talenta-talenta inilah yang harus dirawat dan di jaga agar selalu tampil konsisten hingga bisa kita petik/panen hasilnya kelak, BRAVO GARUDA!

catatankita, catatan aku, catatan kamu, untuk kita semua

This Is The Oldest Page
Jangan Lupa Komentar Anda :